Selasa, 27 September 2011

ANEMIA


BAB I

PENDAHULUAN

Anemia dapat didefinisikan sebagai kondisi dengan kadar hemoglobin (Hb) berada dibawah normal. Di Indonesia anemia umunya disebabkan oleh kekurangan zat besi (anemia defisiensi ). Anemia defisiensi besi merupakan salah satu gangguan yang paling sering terjadi selama kehamilan.

Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pada pertumbuhan janin baik sel tubuh ataupun sel otak. Anemia akibat kekurangn gizi dapat mengakibatkan kematian janin dalam kandungan, abortus, cacat bawaan, BBLR. Hal ini menyebabkan morbiditas dan mortalitas ibu dan kematian perinatal lebih tinggi.

Salah satu upaya yang dapat ditempuh dalam mengatasi anemia dalam kehamilan melalui program anemia gizi besi dengan memberikan table Fe untuk semua ibu hamil sebanyak 90 table yang dikonsumsi setiap hari 1 table dan melakukan ANC secara teratur.
























BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

I.       KONSEP DASAR
A. Tinjauan Tentang Kehamilan
1.      Pengertian kehamilan
   Masa kehamilan di mulai sejak konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya  hamil normal adalah 280 hari ( 40 minggu atau 9 bulan 7 hari ) dihitung dari hari pertama haid terakhir ( Saifuddin A.B,2000 )
2.      Diagnosis kehamilan ( Mochtar.R,1998)
Pada wanita hamil terdapat tanda atau gejala antara lain :
a.       Tanda dugaan hamil
                                                   1)         Amenorroe
Penting diketahui tanggal hari pertama haid terakhir untuk menentukan usia kehamilan dan perkiraan persalinan akan terjadi yang dihitung dengan menggunakan rumus Neagle.
                                                   2)         Mual dan muntah
                                                   3)         Payudara membesar, dan sedikit-dikitnya keadaan ini disebabkan oleh pengaruh estrogen dan progesterone yang merangsang duktulus dan alveoli di mammae.
                                                   4)         Sering kencing
                                                   5)         Pigmentasi kulit oleh pengaruh hormone kortikosteroid plasenta dijumpai pada muka, areola payudara, leher dan dinding perut.
b.      Tanda kemungkinan hamil ( Wiknjosastro,H, 1999 )
                                                    1)        Perut membesar, uterus membesar terjadi perubahan dalam bentuk, besar dan konsistensi dari uterus.
                                                    2)        Kadang-kadang teraba bahwa fundus uteri tidak tidak rata karena uterus lebih cepat tumbuhnya di daerah implantasi telur. Tanda ini dikenal dengan tanda piscacek.
                                                    3)        Serviks menjadi lebih lembek dari keadaan keras seperti cuping hidung pada wanita tidak hamil menjadi lembut (softening) seperti bibir pada wanita yang sedang hamil ( tanda Hegar).
                                                    4)        Ismus uteri menjadi lembut (softening) dan lebih padat ( compressibility). Tanda ini di kenal dengan tanda Goodel.
                                                    5)        Akibat hormone estrogen terjadi vascularisasi sehingga vagina dan vulva tampak lebih merah, agak kebiru-biruan. Tanda ini disebut tanda Chadwick.
                                                    6)        Tanda Braxton Hicks bila uterus dirangsang muda berkontraksi. Tanda ini khas untuk uterus dalam masa hamil.
c.       Tanda pasti hamil
                                                   1)         Perubahan fisiologis
a)      Uterus
      Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama di bawah pengaruh estrogen dan progesteron yang kadarnya meningkat. Pembesaran ini di sebabkan oleh hipertropi otot polos uterus. Disamping itu serabut kolagen yang ada menjadi higroskopik akibat meningkatnya kadar estrogen sehingga uterus dapat mengikuti pertumbuhan janin. Segmen bawah uterus dapat teregang secara progres setelah 12 minggu kehamilan dan pada trimester terakhir segmen bawah rahim menjadi lebih besar dan tipis sehingga tampak batas yang nyata antara bagian atas yang lebih tebal dan segmen bawah yang lebih tipis.
(1)         Dinding perut
Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan robeknya serabut elastik di bawah kulit sehingga timbul striae gravidarum.
b)      Sistem sirkulasi darah
(1)         Volume darah
         Volume dan plasma darah dalam kehamilan bertambah secara fisiologis dengan adanya pengenceran darah yang disebut hidraemia. Volume darah akan bertambah kira-kira 25% dengan puncaknya pada kehamilan 32 minggu diikuti oleh curah jantung yang meningkat sebanyak kira-kira 30%.
(2)         Haemoglobin
                     Hematokrit cenderung menurun karena meningkatnya volume plasma darah. Jumlah eritrosit cenderung meningkat untuk memenuhi kebutuhan transport oksigen yang sangat diperlukan selama kehamilan. Konsentrasi Hb terlihat menurun, anemia fisiologis ini di sebabkan oleh plasma yang meningkat dalam kehamilan. Leukosit meningkat sampai 10,000/cc.
c)      Sistem pernafasan
Wanita hamil kadang mengeluh sesak nafas, hal ini karena usus yang tertekan kearah diafragma akibat pembesaran uterus.
d)     Sistem pencernaan
Tonus otot saluran pencernaan melemah sehingga motilitas juga berkurang. Makanan lebih lama didalam lambung dan apa yang dicernakan lebih lama berada di dalam usus.
e)      Sistem urinaria
Pada akhir kehamilan, bila bagian terendah janin mulai turun ke bawah pintu atas panggul, keluhan sering kencing akan timbul karena kandung kemih mulai tertekan kembali.
f)       Kulit
Pada kulit akan terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi  yang disebabkan oleh pengaruh melanophore stimulating hormone (MSH) yang meningkat. Hormone ini dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis, pada dinding perut akan dijumpai kulit perut seolah-olah retak warnanya berubah agak hiperemik dan kebiruan-biruan disebut striae livida. Setelah partus striae livida ini berubaj warnanya menjadi putih dan disebut striae albicans.
g)      Metabolisme
Pada wanita hamil basal metabolisme rate (BMR) meningkat. Sistem endokrin juga meningkat, dan tampak lebih jelas kelenjar gondoknya. Basal metabolisme rate meningkat hingga 15-20 % yang umumnya ditemukan pada wanita triwulan terakhir. Kalori yang dibutuhkan diperoleh dari perubahan hidrat arang khususnya setelah kehamilan 20 minggu ( Wiknjosastro,H,1999 ).
                                                   2)         Perubahan psikologis
a)      Trimester pertama ( 1 sampai 3 bulan )
Sebagian besar wanita mengalami kegembiraan tertentu karena mereka telah dapat menyesuaikan diri dengan rencana membentuk hidup baru, karena tubuh dan emosinya seluruhnya berhubungan  perubahan-perubahan fisik dapat mengpengaruhi emosinya. Calon ibu akan merasa tidak sehat benar dan umumnya mengalami depresi.
b)      Trimester kedua ( 4 sampai 6 bulan )
Trimester kedua sebagian besar wanita hamil merasa sehat. Morning sickness telah hilang, ia telah menerima kehamilannya dan ia menggunakan pikiran dan energinya lebih konstruktif, janin masih kecil dan belum menyebabkan ketidaknyamanan dengan ukurannya.
c)      Trimester ketiga ( 7 sampai 9 bulan )
Trimester ketiga sering disebut sebagai periode penungguan ditandai dengan klimak kegembiraan emosi karena kelahiran bayi sekitar bulan ke 8 mungkin terjadi. Periode tidak semangat dan depresi ketika bayi membesar dan ketidaknyamanan bertambah dua minggu sebelum melahirkan sebagian besar wanita mulai mengalami perasaan senang yang mencapai klimaknya sekitar 24 jam setelah persalinan.
( Hamilton.M, 1995 ).

B. Tinjauan Tentang Anemia
1.      Pengertian tentang anemia :
                                  a.   Menurunnya kemampuan darah untuk mengikat oksigen yang dapat disebabkan oleh menurunnya jumlah sel darah merah, berkurangnya konsentrasi haemoglobin atau kombinasi keduanya ( Myles, 1996 )
                                 b.   Kekurangan baik jumlah maupun konsentrasi dari sel darah merah yang mengakibatkan kemampuan darah untuk mengikat oksigen akan menurun.
                                  c.   Salah satu penurunan jumlah sel darah merah atau penurunan konsentrasi hemoglobin dalam sirkulasi darah ( pada umumnya dikatakan anemia bila kadar Hb 10 gram / 100 ml darah bagi wanita yang sedang hamil ( Verney, 1997 )
                                 d.   Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin di bawah 11 gram % pada trimester I dan III atau kadar  hemoglobin kurang dari 10,5 gram% pada trimester II ( Sarwono Prawiroharjo, 2000 )



2.      Etiologi
Penyebab tumbuhnya anemia pada wanita hamil adalah :
                                  a.   Penurunan kadar hemoglobin pada wanita sehat yang hamil disebabkan ekspansi volume plasma yang lebih besar daripada peningkatan volume sel darah merah dan hemoglobin. Hal ini terutama terjadi pada trimester kedua.
                                 b.   Penyakit yang menyebabkan anemia pada kehamilan yang didapat :
§  Anemia defisiensi besi
§  Anemia akibat perdarahan
§  Anemia akibat radang
§  Anemia megaloblastik
§  Anemia hemolitik di dapat, anemia aplastik oleh hipoplastik
Herediter : talasemia, hemoglobinopati sel sabut, hemoglobinopati lain, anemia hemolitik hereditas.
                                  c.   Penyebab yang paling sering adalah anemia akibat defisiensi besi atau perdarahan.
3.      Patofisiologi ( Saifuddin 2000 )
Dalam kehamilan terjadi peningkatan volume plasma. Peningkatan volume plasma diikuti oleh peningkatan sel darah merah akan tetapi peningkatan ini tidak seimbang yaitu volume plasma peningkatannya jauh lebih besar sehingga memberi efek :
                                  a.         Terdapat hanya sedikit sel darah merah setiap liter darah artinya konsentrasi hemoglobin berkurang.
                                 b.         Darah akan menjadi kurang kental sehingga akan mengurangi beban kerja jantung dan membuat ferfusi jaringan placenta lebih mudah.
Pada kehamilan relatif  terjadi anemia karena darah ibu hamil mengalami hemodilusi ( pengenceran ), dengan peningkatan volume plasma 30 % - 40 %, peningkatan sel darah 18 % - 30 % dan haemoglobin sekitar 19 %. Haemodilusi terjadi sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya pada kehamilan 30, 32 dan 36 minggu. Bila haemoglobin itu sebelum hamil sekitar 11 gram % maka terjadinya haemodilusi akan mengakibatkan anemia fisiologis dan Hb ibu akan menjadi 9,5 – 10 gram %.
4.      Klasifikasi anemia
Anemia dalam kehamilan dapat dibagi sebagai berikut :


                                  a.         Anemia defisiensi besi
Defisiensi besi adalah sebab anemia yang paling sering dijumpai. Kekurangan ini dapat disebabkan karena kekurangan masuknya unsure besi dalam makanan, karena gangguan absorpsi, kehilangan zat besi bila ada perdarahan.
                                 b.         Anemia megaloblastik
Anemia megaloblastik dalam kehamilan terjadi karena defisiensi asam folak jarang sekali karena defisiensi B.12 hal ini erat kaitannya dengan makanan.
                                  c.         Anemia hipoplastik
Anemia hipoplastik dapat terjadi akibat dari pengurangan jumlah sel induk normal kelain sel induk berupa gangguan pembelahan (replikasi) dan diferensiasi, hambatan sel induk secara numoral dan seluler, gangguan lingkungan mikro, atau tidak adanya kofaktor hemopoltik numoral / seluler.
5.      Tanda dan gejala anemia
      Stadium awal anemia kehamilan umumnya tanpa gejala walaupun demikian dengan menurunnya konsentrasi haemoglobin, pasokan oksigen ke organ-organ vital menurun ( Royston, 1994 ). Anemia dapat disertai tanda dan gejala sebagai berikut (Varneys, 1997) :
                                  a.         Merasa lelah dan sering mengantuk
                                 b.         Merasa pusing dan lemah
                                  c.         Merasa tidak enak badan dan nafas pendek
                                 d.         Mengeluh sakit kepala
                                  e.         Mengeluh lidah perih
                                  f.          Kulit pucat dan kering
                                 g.         Pucat pada membran mukosa dan conjunctiva
                                 h.         Pucat pada kuku jari tangan
                                  i.          Tidak enak tidur
                                  j.          Hilang nafsu makan, mual dan muntah
6.      Pengaruh anemia terhadap kehamilan, persalinan, nifas dan janin.
                                  a.         Pengaruh anemia dalam kehamilan
1)      Mengurangi masa menyenangkan dalam kehamilan
2)      Risiko terjadi abortus
3)      Meningkatkan risiko partus prematurus akibat kurangnya suplay darah ke uterus.
4)      Mudah terjadi infeksi
5)      Ancaman dekompensasi kordis bila Hb kurang dari 6 gram %
                                 b.         Pengaruh anemia dalam persalinan
1)      Gangguan his/kekuatan mengejan yang mengakibatkan terjadinya partus lama
2)      Anemia dalam kehamilan dapat mengakibatkan atonia uteri dalam semua kala persalinan dan terjadinya perdarahan post partum.
                                  c.         Pengaruh anemia dalam masa nifas
1)      Perdarahan post partum
2)      Memudahkan infeksi puerperium
3)      Pengeluaran ASI berkurang
                                 d.         Pengaruh anemia terhadap janin ( Manuaba, 1998 ) :
1)      Akibat lanjut dapat mengakibatkan Intra Uterine Growth Retardation (IUGR), oleh karena kekurangan oksigen dan nutrisi yang menghambat pertumbuhan janin.
2)      Morbiditas dan mortalitas perinatal tinggi jika kadar Hb kurang dari 6 gram % dl.
3)      Bayi berat lahir rendah
7.      Diagnosis anemia
Diagnosis anemia dalam kehamilan dapat ditegakkan dengan ( Meyles, 1996 ) :
                                  a.         Anamnese
Pada anamnese akan didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang dan keluhan muntah-muntah lebih hebat pada kehamilan muda.
                                 b.         Pemeriksaan fisik ( Saifuddin A.B, 2000 )
Kulit pucat, mudah pinsan, sementara tensi masih dalam batas normal, pucat pada membran mukosa dan kunjunctive oleh karena kurangnya sel darah merah pada pembuluh darah kapiler dan pucat pada kuku dan jari tangan.
                                  c.         Pemeriksaan darah
Pemeriksaan kadar Hb dan darah tepi. Pemeriksaan hendaknya dilakukan  minimal 2 kali selam kehamilan yaitu pada trimester I dan trimester III. Dengan melihat hasil anamnese dan pemeriksaan fisik maka diagnosa dapat dipastikan dengan pemeriksaan kadar Hb dengan menggunakan alat sahli. Hasil pemeriksaan hemoglobin dengan sahli ( Manuaba, 1998 ) :

1.      Normal 11 gram % atau lebih
2.      Anemia ringan 9 – 10,9 gram %
3.      Anemia sedang 7 -8,9 gram %
4.      Anemia berat < 7 gram %
8.      Pencegahan dan Penanganan anemia ( Hudona, 1999 ) :
                                  a.         Pencegahan :
Untuk mencegah terjadinya anemia sebaiknya ibu hamil melakukan pemeriksaan sebelum hamil sehingga dapat diketahui data dasar kesehatan umum ibu tersebut, dalam pemeriksaan kesehatan disertai pemeriksaan laboratorium termasuk pemeriksaan tinja sehingga diketahui adanya infeksi parasit.
Untuk daerah-daerah dengan frekuensi anemia kehamilan yang tinggi sebaiknya setiap wanita hamil diberi sulfas ferosus atau glukonas ferrosus cukup 1 tablet sehari. Selain itu wanita dinasehatkan pula untuk makan lebih banyak protein, mineral dan vitamin. Makanan yang kaya akan zat besi antara lain kuning telur, ikan segar dan kering, hati, daging, kacang-kacangan dan sayuran hijau. Makanan yang kaya akan asam folat yaitu daun singkong, bayam, sawi ijo, sedangkan makanan yang mengandung vitamin C adalah jeruk, tomat, mangga, papaya, dan lain-lain.
Dengan pertimbangan bahwa sebagian ibu hamil megalami anemia, pemerintah telah menyediakan prefarat besi ( tablet besi/Fe) untuk dibagikan kepada masyarakat sampai ke posyandu, maka dilakukan pemberian suplemen langsung zat besi yang mengandung 200 mg sulfat ferrosus 0,25 mg asam folat yang diikat dengan lactosa, diberikan setiap hari sejak kehamilan 20 minggu dan diharapkan ibu hamil mengkomsumsil minimal 90 tablet dan dilanjutkan 30 tablet selama masa nifas.
9.      Penanganan
1)      Anemia ringan
Pada kehamilan dengan kadar Hb 9 – 10,9 gr % masih dianggap ringan sehingga hanya perlu diberikan kombinasi 60 mg besi dan 400 mg asam folat peroral sekali sehari.
2)      Anemia sedang
Pengobatan dapat dimulai dengan preparat besi feros 600 – 1000 mg / hari seperti ferosus atau glukonas ferosus.


3)      Anemia berat
Pemberian preparat parenteral yaitu dengan ferum dextran sebanyak 1000 mg
(20 ml) intravena atau 2 ´ 10 ml intramuskuler. Transfusi darah kehamilan lanjut dapat diberikan walaupun sangat jarang diberikan mengingat risiko transfusi bagi ibu dan janin.

II. PENGKAJIAN
        A.                                Keluhan utama
F Kelemahan dan mudah lelah
         B.                                Pemeriksaan fisik
F TTV
      Tekanan darah       : Peningkatan systole dengan diastole stabil
      Pernapasan            : Dispnoe
      Nadi                      : Palpitasi (takikardia kompensasi)
      Suhu                      : sedikit meningkat
F Malaise umum
F Rambut rapuh
F Kulit kering
F Kuku tipis dan mudah patah
F Sudut bibir pecah-pecah dan kemerahan
F Turgor kulit menurun
F Iritabilitas
         C.                                Pemeriksaan penunjang
F Eritrosit mikrositik hipokrom
F Ht  < 33 %
F Hb < 11 g %
F Feritin serum < 10 Hg/dl
F Mean Corpusculer Haemoglobin Concentration (MCHC) < 30
F Kadar besi serum < 10 µg/dl
F Kadar saturasi transferin serum < 16 %



III. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.      Gangguan pertukaran gas
2.      Perubahan nutrisi, kurang dari kebutuhan
3.      Aktivitas intolerance
4.      Kurang pengetahuan
5.      Risiko volume cairan kurang dari kebutuhan
6.      Ansietas
7.      Koping tidak efektif.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar